AMANAH- sedikit perkongsian bersama :)

12 April 2011

Sifat amanah pada masa sekarang ini sepertinya sudah menjadi barang langka. Orang dengan banyak keahlian dan punya etos kerja yang tinggi tidak jarang melakukan perbuatan kriminal hanya karena tidak memiliki sifat amanah dalam dirinya. Mungkin kita tidak perlu menuding orang lain terkait hal ini. Kita tunjuk saja diri kita sendiri. Apakah kita masih memiliki sifat amanah dalam diri kita. Karena berulang kali Rasulullah saw mengingatkan kepada setiap muslim agar selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya,”Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Rasulullah saw menggambarkan orang-orang yang tidak memegang amanah sebagai bukan orang yang beriman dan tidak memiliki agama. Bahkan lebih jauh lagi, orang-orang yang selalu melanggar amanah digambarkan sebagai orang munafik.

“Tidak beriman orang yang tidak memegang amanah dan tidak ada agama orang yang tidak menepati janji”(HR ad-Dailami)
“Tanda orang munafik itu ada tiga macam: jika berbicara, ia berdusta; jika berjanji, dia mengingkari; dan jika diberi kepercayaan, dia khianat” (HR Ahmad).

Amanah adalah sikap mulia dan terhormat yang perlu diterapkan dalam ikhtiar menjemput rezeki. Tidak terkecuali bagi seorang pebisnis muslim yang profesional. Karena dengan memiliki sifat amanah, seseorang akan selalu bersungguh-sungguh dalam menjaga amanah yang diberikan kepadanya, sekaligus berusaha sekuat tenaga mempertanggungjawabkan apapun yang dititipkan kepadanya. Sehingga bagi seorang pedagang, tidak akan berani mencampur barang jelek dengan barang bagus hanya karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Atau sebuah perusahaan tidak akan melakukan hal-hal yang berbau kejahatan, hanya untuk mendapatkan tender yang besar.

Untuk tetap menjaga amanah, kita perlu terus melakukan proses pembelajaran apalagi pada bidang yang memang menjadi tanggung jawab kita. Menjadi seorang penjaga amanah adalah bagian dari ibadah yang bernilai tinggi sehingga apabila seorang muslim diamanahi suatu amal, dia akan melaksanakan kewajiban tersebut tanpa mengurangi, menunda, atau menyia-nyiakan. Dalam kaitan tersebut, kita dapat mengambil hikmah dari Nabi Yusuf as.

Nabi Yusuf as pernah berkata,”Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf: 55)

Melalui kisah Nabi Yusuf as, Allah Swt telah memberikan sebagian pembelajaran kepada hamba-hambaNya untuk menjadi seorang penjaga amanah yang baik dan kuat. Oleh karenanya, seorang muslim wajib terus menggali informasi dari proses pembelajaran yang dia lakukan, untuk meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan amanah yang diembannya.

Lalu, apa saja yang harus kita lakukan agar kita dapat menjaga amanah yang diberikan kepada kita. Yang pertama adalah, membangun akhlak kita dengan bertanggung jawab terhadap setiap amanah, sekali pun kecil nilainya. Jauhi perilaku mark up, suap menyuap, korupsi, melalaikan utang dan perilaku-perilaku curang lainnya. Pastikan tidak ada uang haram di dalam diri kita. Dengan perilaku ini, insya Allah, kita akan sangat bahagia, terhormat, dan rezeki kita akan dicukupi oleh Allah Swt.

Yang kedua adalah, bila kita diberi amanah dalam bentuk kedudukan dan harta kekayaan, maka dalam menjaganya kita harus meniatkan dalam diri kita untuk berjuang memajukan kesejahteraan lahir batin seluruh orang yang kita pimpin, memajukan perusahaan dan menguntungkan semua pihak. Jangan sekali-kali berlaku curang dengan mengorbankan amanah untuk kepentingan pribadi karena lambat laun karier kita akan gagal.

Bertanggung jawab ketika kita bermuamalah. Yang harus kita yakini adalah Allah lah yang membagi semua rezeki hamba-hambanya. Sehingga kita tidak perlu berbuat curang untuk mendapatkan keuntungan. Seorang konsumen akan memberikan imbalan yang sangat memuaskan jika memang hasil kerja kita sangat bagus. Demikian pula sebaliknya, konsumen akan memberikan imbalan yang jauh di bawah rata-rata jika hasil kerja kita sangat buruk. Jika kita memang berbuat salah, lebih baik bila kita mempertanggung jawabkan kesalahan tersebut. Karena seberat apapun hukuman dunia yang kita pikul akibat kesalahan kita, masih lebih ringan bila dibanding dengan yang harus kita pikul di akhirat kelak.

“Hai orang-orang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad saw) dan janganlah kalian mengingkari amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kalian mengetahui” (QS Al-Anfaal: 27).

0 ulasan:

Design of Open Media | Source: Natural Blogger Template Download Created simple by Wedding Cards Singapore.